Setiap kisah hidup manusia
Sudahlah tentu
Tergores kenangan yang tiada mungkin
Akan terlupakan
Bagi diriku lembaran ini
Sudah terjadi
Sewaktu asmara di saat itu
Berkobar di hati
Sangat dingin udara di akhir bulan
itu
Engkau datang di ulang tahunku
Aku kau peluk, aku kau cium
Oh penuh mesra
Untuk yang pertama kini ternyata
Penghabisan punah
Derita sekeping hati
Yang di landa cinta membara
Dari seorang narapidana
Seumur hidupnya
Bila malam mendatang
Badan letih sehari bekerja
Hancur dan luluh jiwa dan raga
Dunia bukan miliknya
Menangis dalam hati
Teringat kekasihnya
Di belakang tirai besi
Hari-hari terasa sunyi
Kapan berhenti kapan berakhir
Derita di hatinya
Tujuh tahun insaflah dia
Datang juga hari indah
Di pagi yang berseri
Burung-burung merdu bernyanyi
Di peluk mesra kekasih hati
Menangis tak berhenti
Membaca surat cinta
Yang tuan tuliskan
Ingat kisah cinta Siti Nurbaya
Merangkaikan pujian berperibahasa
Ku tahu maksudnya
Menyanjung diriku
Wajah cantik dan ayu siapa yang
punya
Mata lentik dan sayu siapa yang punya
Ku yang bangga bahagia siapa yang punya
Kalau bukan tuan kekasih saya
Pandainya tuan pula
Membuat bahagia
Pada yang pertama mengenal cinta
Tak pernah sekalipun aku melupakan
Membaca suratmu
Surat tanda cinta
Wajah cantik dan ayu siapa yang
punya
Mata lentik dan sayu siapa yang punya
Ku yang bangga bahagia siapa yang punya
Kalau bukan tuan kekasih saya
Di dalam kerinduan
Terbayang lagi wajahmu kasih
Di dalam kesepian
Terkenang lagi belaian kasih
Oh tiada ku duga semuanya
Putuslah sudah jalinan cinta
Oh tiada ku kira kau ingkari
Telah berakhir kisahku sedih
Di tengah kerinduan
Putuslah sudah jalinan cinta
DI tengah kesepian
Musnahlah sudah tiada harapan
Oh tiada ku duga semuanya
Putuslah sudah jalinan cinta
Oh tiada ku duga kau ingkari
Telah berakhir kisahku sedih
Menyesal aku kembali ke kota ini
Bila tahu kenyataannya hitam
Kau yang ku sayangi tega kau dustai
Kesetiaan yang ku titip darimu
Berbunga-bunga hatiku saat ini
Pulang dari rantau yang penuh duka
Namun kenyataan kau yang ku sayangi
Terlena dalam pelukannya
Mengapa kau tak sabar menantiku
Yang berjuang penuh dengan penderitaan
Mengapa kau tak sabar menantiku
Yang berdoa siang malam untukmu sayang
Ingin mati saja bila tak ingat dosa
Aduh sakitnya hati ini
Kini untuk siapa lagi cinta
Musnah sudah harapan di dadaku
Walau sakit hati ini sempat ku berdoa
Semoga kau berbahagia
Mengapa kau tak sabar menantiku
Yang berjuang penuh dengan penderitaan
Mengapa kau tak sabar menantiku
Yang berdoa siang malam untukmu sayang
Ingin mati saja bila tak ingat dosa
Aduh sakitnya hati ini
Kini ku sedih mengenangkan
Semua kisah indah bersamamu
Walau kini kau tiada kau slalu di
hatiku
Walaupun kau jauh dariku
Ku s’lalu berdoa untukmu
Semoga kau slalu bahagia
Walau bukan denganmu
Oh kasih pujaanku
Yang ku harapkan kau bahagia
Pertemuan malam ini tak ku lupakan
Pertemuan kali ini membawa kesan
Walau sejenak bertemu hanya sekilas memandang
Cukup memberi kenangan indah dan tulus
Bilakah kita kan jumpa seperti ini
Memandang wajahmu lagi sepuas hati
Aku enggan untuk pulang
Walau waktu telah menjelang
Ku ingin hidup seribu tahun lagi
Katakan salahku padamu
Hingga dikau pergi
Hanyalah ku ingin dikau sayang
Sampai hari ini ku tetap menunggu
Misalkan kau telah bahagia
Daku turut gembira
Tapi bila kau setiap hari
Selalu teringat akan diriku
Mengapa tidak kau maafkan
Mengapa ku bertanya
Mengapa tiada maaf darimu
Ku tahu hatimu pasti padaku
Aku berpisah di teras St.Carolus
Air mataku jatuh berlinang
Betapa sedih dan duka hatiku
Slama ini yang rawat sakitku
Aku berpisah di teras St.Carolus
Air mataku jatuh berlinang
Betapa sedih dan duka hatiku
Slama ini yang rawat sakitku
Walau kini aku akan pergi jauh
Namun hatiku slalu padanya
Gadis kerudung putih pujaan
Smoga kasih kita abadi
Gadis kerudung putih pujaan
Smoga kasih kita abadi
Kita mesti telanjang dan
benar-benar bersih
Suci lahir dan di dalam batin
Tengoklah ke dalam sebelum bicara
Singkirkan debu yang masih melekat
Singkirkan debu yang masih melekat
Anugerah dan bencana adalah
kehendakNya
Kita mesti tabah menjalani
Hanya cambuk kecil agar kita sadar
Adalah Dia di atas segalanya
Adalah Dia di atas segalanya
Anak menjerit-jerit rasa panas
membakar
Lahar dan badai menyapu bersih
Ini bukan hukuman hanya satu isyarat
Bahwa kita mesti banyak bebenah
Memang bila kita kaji lebih jauh
Dalam kekalutan masih banyak tangan
Yang tega berbuat nista ooo..
Tuhan pasti telah memperhitungkan
Amal dan dosa yang kita perbuat
Kemanakah lagi kita kan sembunyi
Hanya kepadaNya kita kembali
Tak ada yang bakal bisa menjawab
Mari hanyalah sujud padaNya
Bukan hanya sekedar penghibur
Diriku ini sayang
Bukan pula sekedar pelepas
Rindumu oh sayang..
Sakit hatiku..
Kau buat begitu
Kau datang dan pergi sesuka hatimu
Oo.. kejamnya dikau, teganya dikau padaku
Kau pergi dan datang sesuka hatimu
Oo.. sakitnya hati, bencinya hati padamu
Sakitnya hati ini namun aku rindu
Bencinya hati ini tapi aku rindu
Bagai petir di siang hari
Tiba-tiba ku lihat dirimu sedang berjalan mesra
Dengan seorang wanita
Dengan dia teman karibku
Tiada angin tiada hujan
Tiba-tiba memutus cinta
Sungguh aku tak tahu apa salah dosaku
Di kala kau khianati cintaku
Ku tak ingin punya kasih seperti
dia
Ku tak ingin punya kasih pandai berdusta
Ku tak ingin punya teman seperti dia
Ku tak ingin punya teman yang tak setia
Ku ingin menjadi pengganti dirinya
Tiada wanita seperti dirimu
Download lagu Nia Daniaty - Tak ingin seperti dia
Denyut jantung di dada
Berdebar tak menentu karna kahadiranmu
Diam-diam hatiku mengagumi dirimu
Bahkan menyayangimu
Untuk pertama kali itupun ku akui
Kau begitu berarti
Rasanya ingin slalu dekat-dekat dirimu
Tak ingin pisah lagi
Yang pertama kali dalam hidup ini
Rindu dan sayang menyiksa diri
Yang pertama kali dalam hidup ini
Kasih dan sayang menerpa diri
Terkadang tak sadar bibirku ini
Menyebut dan memanggil namamu sayang
Pertama kali di dalam hidupku ini
Menyayang dirimu
Telah lama kau tinggal sayang
Telah lama kau pergi sayang
Ingatkah kau pada diriku
Yang rindu padamu
Betapa sedih rasa di hati
Yang ku nanti tiada kembali
Haruskah ku hidup sendiri
Tanpa kawan lagi
Dalam kerinduan.. ku menanti,
sayang
Dalam kerinduan.. hatiku
Dalam kerinduan.. ku menanti, sayang
Dalam kerinduan.. hatiku
Telah lama kau tinggal sayang
Telah lama kau pergi sayang
Ingatkah kau pada diriku
Yang rindu padamu
Betapa sedih rasa di hati
Yang ku nanti tiada kembali
Haruskah ku hidup sendiri
Tanpa kawan lagi
Dalam kerinduan.. ku menanti,
sayang
Dalam kerinduan.. hatiku
Dalam kerinduan.. ku menanti, sayang
Dalam kerinduan.. hatiku
Kita telah bersama
Sekian lama dalam cita cinta
Namun tiada jua rasa saling itu
Seiya sekata
Selayaknya kau coba
Menyibakkan tirai kasih kita
Begitu jauh ku rengkuh hatimu
Di seberang jalanku
Lelah lelah hati ini
Menggapai hatimu tak jua menyatu
Lelah lelah hati ini
Bagaimana kelak ku akan melangkah di sisimu
Selayaknya kau coba
Menyibakkan tirai kasih kita
Begitu jauh ku rengkuh hatimu
Di seberang jalanku
Lelah lelah hati ini
Menggapai hatimu tak jua menyatu
Lelah lelah hati ini
Bagaimana kelak ku akan melangkah di sisimu
Dua sejoli menjalin cinta
Cinta bersemi dari SMA
Galih dan Ratna mengikat janji
Janji setia setia abadi
Oh Galih oh Ratna
Cintamu abadi
Wahai Galih duhai Ratna
Tiada petaka merenggut kasihmu
Dua sejoli menjalin cinta
Cinta bersemi dari SMA
Galih dan Ratna mengikat janji
Janji setia setia abadi
Oh Galih oh Ratna
Cintamu abadi
Wahai Galih duhai Ratna
Tiada petaka merenggut kasihmu
Dimana akan ku cari
Aku menangis seorang diri
Hatiku slalu ingin bertemu
Untukmu aku bernyanyi
Untuk Ayah tercinta aku ingin
bernyanyi
Walau air mata di pipiku
Ayah dengarkanlah aku ingin berjumpa
Walau hanya dalam mimpi
Lihatlah hari berganti
Namun tiada seindah dulu
Datanglah aku ingin bertemu
Untukmu aku bernyanyi
Untuk Ayah tercinta aku ingin
bernyanyi
Walau air mata di pipiku
Ayah dengarkanlah aku ingin berjumpa
Walau hanya dalam mimpi
Tiada pernah aku bahagia
Sebahagia kini oh kasih
Sepertinya ku bermimpi dan hampir tak percaya
Hadapi kenyataan ini
Belai manja serta kecup kasih
sayang
Kau curahkan penuh kepastian
Hingga mampu menghapuskan luka goresan cinta
Yang sekian lama sudah menyakitkan
Kau terangkan gelap mataku
Kau hilangkan resah hatiku
Kau hidupkan lagi cintaku
Yang telah berlalu dan membiru
Kini tetes air mata haru
Menghiasi janji yang terpadu
Tuhan jangan Kau pisahkan apapun yang terjadi
Ku ingin selalu dekat kekasihku
Hanya untuk sekali ini
Ku tak akan bercinta lagi
Setelah ku di tinggal kasih
Tiada kawan lagi
Tiada cinta bersemi lagi
Tiada kasih yang kan abadi
Hidup tinggal sebatang kara
Hampa tanpa cinta
Hanyalah kenangan derita tinggal ku
seorang
Hanyalah kenangan di tinggal seorang
Hanya untuk sekali ini
Ku tak akan bercinta lagi
Setelah ku di tinggal kasih
Tiada kawan lagi
Hanyalah kenangan derita tinggal ku
seorang
Hanyalah kenangan di tinggal seorang
Tiada cinta bersemi lagi
Tiada kasih yang kan abadi
Hidup tinggal sebatang kara
Hampa tanpa cinta
Malam ini kau pulang kantor
Ku lihat ada gincu merah di dasimu
Bau parfum yang sering kau pakai
Curiga aku jadi curiga
Seringkali kau buat alasan
Terlambat pulang karena banyak pekerjaan
Katanya kau rapat katanya kau lembur
Mengapa aku selalu percaya
Di dompetmu aku temukan sepucuk
surat cinta
Di sakumu ada karcis binaria
Di mobilmu aku temukan saputangan wanita
Satu nama terukir disana
Katakanlah sejujurnya
Untuk apa kau bersandiwara
Sepandainya kau simpan dusta
Akhirnya tercium juga
Di taman ku tumbuh bunga mawar
Kini sedang menumbuh kuncupnya
Ku nantikan dengan sabar hati
Bilakah kuncup mengembang
Ingin hati memetik bunganya
Kan ku sunting sebagai hiasan
Bunga mawar harum dan rupawan
Perhiasan putri kayangan
Oh bunga mawar lekaslah mengembang
Ku ingin memetik dikau
Berapa lama ku harus menunggu
Tak sabar rasa hatiku
Oh bunga mawar lekaslah mengembang
Ku ingin memetik dikau
Berapa lama ku harus menunggu
Tak sabar rasa hatiku
Ingin hati memetik bunganya
Kan ku sunting sebagai hiasan
Bunga mawar harum dan rupawan
Perhiasan putri kayangan
Oh bunga mawar lekaslah mengembang
Ku ingin memetik dikau
Berapa lama ku harus menunggu
Tak sabar rasa hatiku
Oh bunga mawar lekaslah mengembang
Ku ingin memetik dikau
Berapa lama ku harus menunggu
Tak sabar rasa hatiku
Terbayang saat denganmu
Kau peluk mesra diriku
Tuturmu membuat getar di jiwa
Membuat diriku terlena
Andaikan dapat ku ulang
Hangatnya dekapan cintamu
Seakan semua itu tak hilang
Dan masih jelas membayang
Takkan pernah sirna dari mimpiku
Takkan ada kesanggupan tuk berpisah
Bawa daku.. kembali bersamamu
Menyatu kasih dan cinta kita
Bawa daku.. kembali di pelukmu
Tuk selamanya
Bawa daku.. kembali bersamamu
Menyatu kasih dan cinta kita
Bawa daku.. kembali di pelukmu
Kasih bawalah daku dalam cintamu
Takkan pernah sirna dari mimpiku
Takkan ada kesanggupan tuk berpisah
Bawa daku.. kembali bersamamu
Menyatu kasih dan cinta kita
Bawa daku.. kembali di pelukmu
Tuk selamanya
Bawa daku.. kembali bersamamu
Menyatu kasih dan cinta kita
Bawa daku.. kembali di pelukmu
Kasih bawalah (kasih bawalah)
Kasih bawalah (kasih bawalah) daku dalam cintamu
Aryati.. dikau mawar asuhan
rembulan
Aryati.. dikau gemilang seni pujaan
Dosakah hamba mimpi berkasih dengan
tuan
Ujung jarimu ku cium mesra tadi malam
Dosakah hamba memuja dikau dalam mimpi
Hanya.. dalam mimpi
Aryati.. dikau mawar di taman
khayalku
Tak mungkin dikau terpetik daku
Walaupun demikian nasibku
Namun aku bahagia seribu satu malam
Dosakah hamba mimpi berkasih dengan
tuan
Ujung jarimu ku cium mesra tadi malam
Dosakah hamba memuja dikau dalam mimpi
Hanya.. dalam mimpi
Kau kau yang disana
Masihkah kau ingat nama kecilku
Masihkah bila kau tertidur
Aku datang dalam mimpimu
Kau kau yang ada disana
Masihkah ada di dalam matamu
Wajahku yang dulu pernah
Kau tatap dengan mesra
Mungkin nasib cinta kita
Tak jauh berbeda bagai laut dan matahari
Mana mungkin kan bersatu
Engkau disana dan ku disini
Kau kau yang disana
Kenanglah aku saat kau sendiri
Namun lupakanlah diriku
Bila kau telah berdua
Ku tak pernah berubah sampai hari
ini
Lihatlah diriku ini aku tetap masih sendiri
Mungkin hanyalah wajahku yang jauh berubah
Tiada merah disana menghias pipi dan bibirku
Cerita cinta yang indah tinggal mimpi
Kau kau yang disana
Andaikan engkau telah bahagia
Aku pun turut merasakan
Demi engkau berdua
Malam biarlah kelam namun hati
jangan padam
Masih bersinar matahari untukku
Hari ini malam ini terakhir aku
bersamamu
Biarkanlah air mata menitik jatuh di pipiku
Janganlah jangan kau meminta lagi
Janganlah jangan kau datang lagi
Diri ini hati ini tak akan lagi
merindukanmu
Biarkanlah cinta ini ku bawa pergi jauh darimu
Janganlah jangan kau menggoda lagi
Janganlah jangan kau harap lagi
Hey mengapakah
Aku ini bukan hanya untuk mainan
Hey mengapakah
Hanya dusta yang kau lakukan pada diri ini
Sedangkan dusta ku tak pernah
Oo usalah kau merayuku lagi
Sedangkan gitar ku tak punya
Oo sudahilah sudahilah
Aku tak percaya lagi
Aku tak ingin menangis lagi
Hanya engkau milikku sayang
Oo janganlah jangan aku tak sanggup